My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia

My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia melanjutkan kisah menegangkan setelah pertarungan besar antara Yoo Hyun dan Azel yang hampir menghancurkan dunia. Setelah kekuatan Genesis Core meledak di kutub utara, kini dunia kembali bergetar oleh kemunculan makhluk purba dari Void Realm — Primordial Dragon. Bab ini menampilkan perpaduan sempurna antara aksi, drama, dan humor khas sang ayah super kuat yang tidak pernah kehilangan ketenangan, bahkan di tengah kehancuran dunia.

Bab dibuka dengan suasana kacau. Langit retak seperti kaca, dan cahaya ungu menyebar di seluruh belahan bumi. Yoo Hyun, yang masih berdiri di tengah puing es, tampak kelelahan namun tetap tersenyum. “Sepertinya naga itu benar-benar lapar,” ujarnya santai sambil memandang ke arah portal yang terbuka di langit. Dari dalam portal, kepala naga raksasa muncul, matanya bersinar merah, suaranya mengguncang bumi: “Siapa yang berani mengganggu tidurku selama ribuan tahun?”

Dalam My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia, pembaca akan menyaksikan kebangkitan salah satu entitas terkuat di alam semesta manhwa ini. Primordial Dragon adalah simbol kehancuran dan awal mula dunia. Namun berbeda dari makhluk jahat biasa, naga ini memiliki kesadaran tinggi dan mampu berbicara. Yoo Hyun, dengan gaya khasnya, justru menanggapinya dengan santai. “Aku cuma lewat. Tapi kalau kau mau berkelahi, jangan salahkan aku kalau jadi abu.”

Adegan kemudian berganti ke markas The Gate Division, di mana Arin dan Han Jiwoo berusaha menganalisis gelombang energi dari kutub. “Nilai magisnya melebihi batas logika. Ini bukan sekadar Genesis Core, ini… kekuatan penciptaan itu sendiri,” kata Arin. Sementara Jiwoo menatap layar dan berkomentar, “Dan di tengah semua itu, si tua keras kepala itu masih hidup.” Mereka memutuskan untuk mengirim bantuan drone tempur, tapi Arin tahu bahwa tidak ada teknologi di dunia yang bisa menghentikan naga sebesar itu kecuali Yoo Hyun sendiri.

Di medan pertempuran, Yoo Hyun mulai mempersiapkan serangan balasan. Ia menarik napas dalam-dalam, dan aura emas bercampur merah membungkus tubuhnya. “Kalau kau naga pertama, aku mungkin ayah dari naga-naga itu,” ucapnya sambil terkekeh. Serangan pertama diluncurkan — Heavenly Fist: Dragon Breaker. Tinju super itu menghantam kepala naga, menyebabkan gelombang energi yang membuat langit kembali biru untuk sesaat. Namun, Primordial Dragon hanya bergeming, menatapnya dengan tatapan tajam.

“Kekuatan itu… Genesis Core?” tanya naga itu. Yoo Hyun menatap balik dan berkata, “Ya. Tapi sekarang aku yang mengendalikannya, bukan sebaliknya.” Kalimat itu menggambarkan betapa jauh perkembangan karakter Yoo Hyun. Ia bukan lagi manusia yang ditakdirkan untuk menerima kekuatan, melainkan sosok yang bisa mengendalikannya sepenuhnya. Dari titik ini, pertarungan berubah menjadi duel kehendak antara dua entitas tertinggi dunia.

Beberapa halaman berikut menampilkan pertempuran sinematik luar biasa. Sayap naga membentang menutupi langit, semburan apinya membakar atmosfer, sementara Yoo Hyun melayang dengan energi ilahi yang bergetar seperti matahari kecil. Setiap serangan menciptakan kilatan cahaya di seluruh bumi, seolah dua dewa sedang berduel. Di sela pertarungan, Yoo Hyun berkata, “Aku sudah tua untuk ini, tapi… demi ramen di rumah, aku harus menang.” Humor ringan itu membuat ketegangan terasa lebih hidup.

Namun bab ini tidak hanya berisi aksi. Di tengah pertarungan, muncul potongan kenangan masa lalu Yoo Hyun — saat ia pertama kali berjanji pada putrinya, Soo Yeon, bahwa ia akan selalu pulang ke rumah apa pun yang terjadi. “Ayah tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, meski seluruh dunia menolak keberadaan ayah,” katanya. Adegan ini memperkuat emosi pembaca dan menegaskan inti cerita: kekuatan sejati Yoo Hyun bukan dari sihir atau Genesis Core, tetapi dari cintanya sebagai seorang ayah.

Saat Primordial Dragon melancarkan serangan pamungkas, Yoo Hyun memutuskan untuk mengakhiri pertempuran dengan teknik tertinggi — Divine Collapse. Ia menggabungkan energi Genesis Core dengan kekuatan spiritualnya, menciptakan ledakan cahaya putih yang menutupi seluruh kutub utara. Beberapa detik kemudian, naga itu terjatuh dan kembali ke bentuk kristal, sementara Yoo Hyun berdiri dengan tubuh luka parah namun masih tersenyum puas. “Seperti biasa… menang di detik terakhir,” katanya dengan napas berat.

Bab diakhiri dengan pemandangan menenangkan. Soo Yeon berdiri di depan jendela rumahnya sambil menatap langit malam yang kini tenang. Sebuah bintang jatuh melintas, dan ia tersenyum. “Ayah, kau pasti menang lagi kan?” Di tempat lain, Yoo Hyun berbaring di salju, memandangi bintang yang sama dan berkata pelan, “Tentu saja, ayah selalu menang untukmu.” Kalimat itu menjadi penutup yang sempurna untuk bab ini — lembut, heroik, dan menyentuh hati.

My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia adalah bab penuh aksi spektakuler, dialog lucu, dan makna mendalam tentang keluarga dan pengorbanan. Dengan narasi visual yang kuat dan karakter yang makin kompleks, seri ini terus mempertahankan daya tariknya di antara manhwa-manwa terbaik saat ini.

Baca My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia hanya di Komikcast.life — situs baca komik terbaik dengan update cepat, kualitas gambar HD, dan terjemahan Bahasa Indonesia paling akurat.

Rekomendasi komik serupa di Komikcast:

• Solo Leveling
• The Beginning After The End
• Second Life Ranker
• I Am The Sorcerer King

Dengan kekuatan cerita yang makin epik, My Dad Is Too Strong Chapter 48 Bahasa Indonesia menjadi salah satu bab paling intens dan berkesan dalam seri ini, wajib dibaca oleh semua penggemar manhwa aksi-fantasi!