Read the latest manga Live Dungeon Chapter 72 Bahasa Indonesia at Komikcast . Manga Live Dungeon is always updated at Komikcast . Dont forget to read the other manga updates. A list of manga collections Komikcast is in the Manga List menu.
Live Dungeon Chapter 72 Bahasa Indonesia kembali melanjutkan kisah yang penuh misteri dan emosi setelah pertemuan Amira dengan kesadaran Tsutomu di bab sebelumnya. Setelah dunia baru terbentuk tanpa sistem, kini mereka menyadari bahwa sisa-sisa dunia lama masih hidup di dalam “Ether Memory” — jaringan kesadaran global yang menyimpan ingatan seluruh makhluk hidup. Bab ini menghadirkan kombinasi sempurna antara drama, filosofi, dan aksi yang intens, membuat pembaca tenggelam dalam kisah yang mendalam dan menggetarkan.
Kisah dimulai dengan Amira yang merenung di tepi danau biru Ether. Airnya memantulkan bayangan dirinya dengan samar — dan dalam pantulan itu, ia melihat sosok Tsutomu. “Kau masih mengawasiku, kan?” gumamnya. Silica datang membawa kabar penting. “Eileen menemukan sesuatu di reruntuhan menara. Sebuah ruang data yang belum aktif sepenuhnya.” Tanpa banyak bicara, mereka bertiga berangkat menuju reruntuhan tersebut. Sepanjang perjalanan, bab ini memperlihatkan perubahan emosional pada Amira yang kini tidak hanya berjuang untuk dunia, tetapi juga untuk harapan menemukan Tsutomu kembali.
Sesampainya di menara, mereka menemukan ruangan yang penuh dengan simbol kuno bercahaya biru muda. Eileen mengusap debu di salah satu batu kristal dan berkata, “Ini bukan sekadar reruntuhan. Ini server utama dunia lama — tempat penyimpanan inti kesadaran sistem.” Di tengah ruangan, terdapat pilar besar dengan tulisan kuno: “Ark of Origin – Vault 0”. Silica menatap takjub. “Jadi, di sinilah semua data dunia tersimpan?” Eileen mengangguk pelan, “Dan mungkin… kesadaran Tsutomu juga.”
Namun, saat mereka mencoba mengaktifkan mekanisme pilar, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Lantai bergetar, dan muncul sosok misterius berpakaian hitam dengan simbol Gamma di dadanya. “Kalian tidak seharusnya ada di sini,” katanya dengan suara berat. Sosok itu memperkenalkan diri sebagai Executor, entitas terakhir yang ditugaskan menjaga keseimbangan sistem lama. “Kalian sudah melampaui batas, dan dunia baru tidak akan stabil jika Vault ini dibuka.”
Pertarungan sengit pun terjadi. Amira menggunakan pedang Ether miliknya, sementara Silica memanggil roh energi untuk menyerang dari udara. Eileen menciptakan perisai sihir pelindung sambil mencoba membuka akses Vault 0. Executor bergerak cepat, seolah bisa membaca semua gerakan mereka. “Dia tidak manusia,” teriak Silica. “Dia bagian dari sistem itu sendiri!” Amira berteriak, “Kalau begitu, aku akan menghancurkan sistem sekali lagi!” Dengan kekuatan penuh, Amira menebas ke arah Executor, menciptakan ledakan besar yang mengguncang seluruh reruntuhan.
Namun, di tengah kekacauan itu, suara Tsutomu kembali terdengar melalui kristal di tangan Amira. “Berhenti, Amira! Jika Vault hancur, dunia juga akan hancur!” Suara itu membuat semuanya terdiam. Executor pun berhenti menyerang. “Kau… masih ada di dalam sini,” katanya dengan nada kaget. Tsutomu menjawab, “Aku bagian dari sistem, tapi juga bagian dari mereka. Dunia ini tidak bisa bertahan tanpa keseimbangan antara masa lalu dan masa depan.”
Bab ini mencapai puncak emosionalnya ketika Amira berhadapan langsung dengan pilihan besar — menghancurkan Vault untuk membebaskan dunia sepenuhnya, atau mempertahankannya agar Tsutomu dan sistem lama tetap hidup. Air mata menetes di pipinya. “Aku tidak bisa memilih…” katanya lirih. Tsutomu menjawab lembut, “Kau sudah memilih sejak awal. Dunia ini hidup karena harapanmu.” Dengan kata-kata itu, Vault mulai bersinar terang, menandakan integrasi antara kesadaran lama dan energi dunia baru.
Ketika cahaya mereda, Executor menghilang, meninggalkan pesan terakhir. “Kalian telah menulis ulang dunia. Semoga kali ini, manusia tidak mengulang kesalahan yang sama.” Amira terjatuh lemas, namun kristal di tangannya kini bercahaya lembut — tanda bahwa Tsutomu tidak hilang, melainkan menjadi bagian dari dunia baru. Silica tersenyum haru. “Dia masih bersama kita.” Eileen menatap langit biru yang cerah, “Sistem lama telah berakhir. Tapi perjalanan kita baru saja dimulai.”
Live Dungeon Chapter 72 Bahasa Indonesia memberikan bab dengan kombinasi luar biasa antara aksi, emosi, dan makna mendalam. Penulis berhasil menghadirkan pesan bahwa dunia baru hanya bisa bertahan jika manusia mampu berdamai dengan masa lalunya. Visualisasi bab ini sangat menakjubkan — penuh cahaya, efek magis, dan atmosfer yang megah.
Baca Live Dungeon Chapter 72 Bahasa Indonesia hanya di Komikcast.life — situs baca manga dan manhwa terbaik, update cepat, ringan diakses, dan menghadirkan terjemahan berkualitas tinggi. Jangan lewatkan kelanjutan kisah Amira, Eileen, dan Silica dalam bab yang penuh misteri dan emosi mendalam ini!



































Comment