Read the latest manga I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia at Komikcast . Manga I Obtained a Mythic Item is always updated at Komikcast . Dont forget to read the other manga updates. A list of manga collections Komikcast is in the Manga List menu.
I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia melanjutkan perjalanan Jaehyun yang kini semakin dekat pada inti konflik antara manusia dan para dewa. Setelah bab sebelumnya memperkenalkan kemunculan Gerbang Takhta Tuhan dan utusan surgawi Seraphina, kali ini cerita membawa ketegangan yang lebih dalam antara takdir dan pilihan. Bab ini menjadi momen penting dalam arc War of Heavens di mana Jaehyun mulai menyadari konsekuensi sejati dari kekuatannya sebagai pemilik kekuatan mitis tertinggi.
Bab ini dibuka dengan pemandangan langit yang bergetar hebat di atas reruntuhan kota suci Ardelion. Cahaya keemasan membelah langit, dan dari dalamnya terdengar gema suara ilahi: “The Throne awakens.” Dunia seolah berhenti sejenak, menyadari bahwa sesuatu yang melampaui batas realitas akan turun ke bumi. Jaehyun menatap ke langit dengan tatapan tajam. “Jika itu yang disebut dewa sejati… maka aku akan menemuinya sendiri,” katanya tegas, menandai awal bab dengan nada yang penuh tekad dan ancaman.
Dalam I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia, penulis menghadirkan perpaduan antara aksi, misteri, dan drama emosional yang sangat kuat. Setelah pertarungan sengit dengan Seraphina di bab sebelumnya, Jaehyun kini harus menghadapi keputusan sulit: apakah ia akan membunuh Seraphina yang sudah kalah, atau mengampuninya. Momen ini menjadi refleksi moral yang menunjukkan sisi manusiawi Jaehyun. Saat Seraphina berlutut dengan sayapnya yang patah, ia berkata, “Kau bisa mengakhiri semuanya sekarang… tapi apa yang akan tersisa dari kemanusiaanmu?”
Dialog ini memperlihatkan konflik batin Jaehyun. Ia terdiam sejenak, lalu menjawab, “Aku bukan dewa. Aku tidak perlu meniru kekejaman mereka.” Dengan keputusan itu, Jaehyun menolak membunuh Seraphina. Ia justru menyembuhkannya menggunakan energi mitis — tindakan yang mengejutkan semua orang. Liera tersenyum samar melihat perubahan itu. “Itu yang membuatmu berbeda,” katanya. Adegan ini menjadi salah satu titik karakterisasi terbaik dalam seri ini, memperlihatkan bahwa meskipun kekuatannya setara dengan dewa, Jaehyun masih berpegang pada nilai kemanusiaan.
Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Dunia kembali terguncang ketika Gerbang Takhta terbuka sepenuhnya, menampakkan wujud seorang entitas raksasa — The Archon of Light, Aetherion. Ia adalah pelindung utama surga, dewa tertinggi kedua setelah Sang Pencipta. Suaranya menggema di seluruh dunia: “Jaehyun, pembawa kekuatan terlarang. Kau telah menyalakan api pemberontakan. Dunia ini harus dimurnikan.” Semua makhluk yang mendengar suara itu merasakan ketakutan mendalam. Bahkan para Hunter tingkat SSS di bumi mulai kehilangan keberanian mereka.
Jaehyun berdiri tanpa gentar. “Jika dunia ini harus dimurnikan dengan darah, maka biar darahku yang pertama.” Kalimat itu menjadi simbol perlawanan manusia terhadap para dewa. Ia lalu mempersiapkan kekuatannya — aura perak bercampur dengan cahaya biru mengelilinginya, menciptakan pusaran energi yang menandakan aktivasi kemampuan terbarunya, Mythic Soul Rebirth. Dengan teknik ini, Jaehyun mampu menarik kekuatan dari jiwa-jiwa mitis yang pernah ia kalahkan, memperkuat tubuh dan pikirannya hingga melampaui batas manusia.
Di tengah persiapan itu, Seraphina yang kini sadar kembali, tiba-tiba memutuskan untuk berdiri di pihak Jaehyun. Ia berkata, “Aku melihat cahaya yang bahkan surga pun telah lupakan.” Dengan demikian, Seraphina menjadi sekutu barunya — langkah mengejutkan yang akan mengubah keseimbangan kekuatan antara surga dan dunia manusia. Di sisi lain, Liera merasa cemburu dan curiga terhadap Seraphina, menambah dinamika emosional yang menarik antara karakter-karakter utama.
I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia juga memperluas world-building dengan memperkenalkan Seven Thrones — tujuh entitas surgawi yang menjaga tatanan langit. Salah satunya kini telah turun, dan enam lainnya mulai bereaksi terhadap Jaehyun. Adegan singkat memperlihatkan bayangan masing-masing Takhta di dimensi mereka, menandakan bahwa perang besar antara mitos dan realitas sudah di depan mata.
Menjelang akhir bab, Jaehyun memimpin timnya menuju lokasi yang disebut Ruins of Valharen, tempat di mana energi mitis dan ilahi saling bertemu. Di sana, mereka berencana menutup celah antara dunia manusia dan surga sebelum lebih banyak dewa turun. Namun, sebelum mereka melangkah, Aetherion menatap Jaehyun dari langit dan berkata, “Kau akan menjadi batu loncatan menuju kebangkitan Tuhan.” Bab ditutup dengan ekspresi Jaehyun yang penuh tekad sambil berkata, “Kalau begitu, mari kita lihat siapa yang akan jatuh lebih dulu — aku atau Tuhan sendiri.”
I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia menawarkan intensitas luar biasa baik dari segi aksi maupun filosofi cerita. Tema utama yang diangkat adalah pilihan antara kekuatan dan moralitas, menunjukkan bahwa kekuatan tanpa hati hanyalah kehancuran. Penulis terus berhasil membuat pembaca terikat dengan karakter Jaehyun yang semakin kompleks — pahlawan, manusia, dan mungkin, calon dewa yang melawan surga.
Baca I Obtained a Mythic Item Chapter 62 Bahasa Indonesia secara eksklusif hanya di Komikcast — situs baca manhwa terbaik dan tercepat, dengan terjemahan berkualitas serta tampilan ringan tanpa iklan mengganggu. Jangan lewatkan bab berikutnya yang akan mengungkap misteri lebih dalam tentang asal-usul kekuatan Jaehyun dan rahasia Takhta Tuhan!
Sinopsis Singkat:
Setelah mengalahkan Seraphina, Jaehyun dihadapkan pada kemunculan Gerbang Takhta dan ancaman dewa tertinggi, Aetherion. Kini, dunia manusia dan surga berada di ambang perang total.
Baca juga chapter sebelumnya:
I Obtained a Mythic Item Chapter 61 Bahasa Indonesia
Dan ikuti seri lengkapnya di:
I Obtained a Mythic Item (Komik Lengkap).
Ikuti terus update terbaru hanya di Komikcast — tempat baca manhwa Bahasa Indonesia tercepat, lengkap, dan gratis setiap hari!



























Comment