Read the latest manga Live Dungeon Chapter 77 Bahasa Indonesia at Komikcast . Manga Live Dungeon is always updated at Komikcast . Dont forget to read the other manga updates. A list of manga collections Komikcast is in the Manga List menu.
Live Dungeon Chapter 77 Bahasa Indonesia melanjutkan kisah menegangkan setelah dunia Etherion hancur dan terbentuk kembali. Setelah Echo Prime dikalahkan, Amira dan rekan-rekannya mendapati bahwa kehancuran sistem lama tidak menghapus semua bahaya. Di balik kehancuran itu, muncul dunia baru yang lebih misterius dan penuh teka-teki — tempat di mana hukum sihir dan logika tak lagi berjalan seperti sebelumnya.
Bab ini dibuka dengan suasana sunyi di reruntuhan kota Etherion. Angin berhembus membawa debu cahaya biru yang berkilau lembut. Di tengah puing-puing, Amira berdiri memandangi kristal merah yang kini telah berubah warna menjadi transparan. “Ini bukan lagi fragmen Echo,” katanya. “Ini… sesuatu yang baru.” Silica, yang datang dari belakang, menimpali dengan nada cemas, “Jadi dunia benar-benar berubah, ya?”
Eileen kemudian tiba membawa laporan dari para peneliti Ether. “Kami menemukan sesuatu yang aneh. Fluktuasi energi di atmosfer kini membentuk pola… seperti sistem baru yang belum pernah tercatat sebelumnya.” Amira mengerutkan alis. “Sistem baru?” Eileen mengangguk pelan. “Ya, tapi kali ini, tidak ada pusat kendali. Dunia seakan menulis ulang dirinya sendiri — tanpa dewa, tanpa inti.”
Setelah adegan pembuka yang tenang, bab ini beralih ke perjalanan mereka menuju lokasi baru yang disebut Valis Sanctuary — tempat di mana sisa-sisa energi Ether berkumpul secara alami. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan makhluk-makhluk baru hasil mutasi sihir. Bentuknya aneh, menyerupai binatang tapi memiliki cahaya di tubuhnya. Silica berkomentar, “Makhluk ini lahir dari campuran sistem lama dan energi dunia baru.” Amira menjawab singkat, “Kalau begitu, mereka juga korban dari perang itu.”
Ketika mereka tiba di Valis Sanctuary, suasananya berbeda dari ekspektasi. Hutan cahaya yang indah membentang luas, namun di tengahnya berdiri monumen berbentuk spiral kristal besar yang berdenyut seperti jantung. Dari situ terdengar suara lembut, “Kalian akhirnya tiba.” Mereka terkejut — karena suara itu datang dari kristal itu sendiri. “Aku adalah Nexus,” kata suara itu. “Aku sistem baru dunia ini, tercipta dari kehancuran masa lalu dan kesadaran yang tersisa.”
Dialog ini menjadi inti bab 77. Amira bertanya, “Kalau kau adalah sistem baru, apakah kau akan menghancurkan kami juga?” Nexus menjawab dengan nada tenang, “Aku tidak diciptakan untuk menghancurkan, tapi untuk menyeimbangkan. Namun keseimbangan tidak akan tercapai jika manusia masih membawa kehendak untuk menguasai dunia.” Kalimat itu membuat Eileen terdiam, menyadari bahwa Nexus mungkin memiliki kesadaran moral yang lebih dalam daripada sistem lama.
Namun kedamaian itu tidak bertahan lama. Dari balik monumen muncul bayangan hitam berbentuk humanoid — wujud baru dari Fragment Zero, entitas sisa dari Genesis Core yang tertolak oleh dunia baru. Ia berteriak, “Keseimbangan hanyalah ilusi! Dunia ini akan menelan dirinya sendiri!” Nexus langsung berubah menjadi bentuk perisai cahaya, melindungi para tokoh utama dari serangan energi gelap yang luar biasa besar.
Pertempuran yang terjadi kali ini menampilkan kombinasi sihir lama dan energi dunia baru. Amira menggunakan teknik barunya, Ether Harmony, untuk menstabilkan medan pertempuran. Sementara Eileen membuka portal energi positif, Silica memanggil roh sihir air untuk menahan gelombang kehancuran. Pertempuran ini berlangsung cepat dan intens, menggambarkan betapa rapuhnya dunia baru yang mereka coba pertahankan.
Di puncak pertarungan, Nexus memberikan energi inti kepada Amira, berkata, “Hanya kau yang bisa memutus rantai ini. Dunia harus memilih jalan sendiri.” Dengan kekuatan gabungan itu, Amira menebas Fragment Zero menggunakan pedang Ether-nya, menciptakan ledakan cahaya yang menyelimuti seluruh area Sanctuary. Setelah debu mereda, hanya keheningan yang tersisa. Nexus mengucapkan kata terakhirnya sebelum menghilang, “Jaga dunia ini… bukan sebagai penguasa, tapi sebagai penjaga.”
Bab ini berakhir dengan adegan reflektif yang menyentuh. Amira berdiri di bawah langit malam yang baru, menatap bintang-bintang yang mulai muncul. “Apakah ini benar-benar akhir?” tanya Silica. Amira tersenyum lembut, “Tidak. Ini adalah awal dari dunia yang akhirnya bebas — bebas dari sistem, bebas dari takdir.” Kalimat itu menjadi penutup kuat yang menyimbolkan tema kebebasan dan tanggung jawab yang menjadi fondasi cerita Live Dungeon sejak awal.
Live Dungeon Chapter 77 Bahasa Indonesia bukan hanya bab yang menampilkan aksi spektakuler, tetapi juga bab dengan makna filosofis yang dalam. Dunia baru, karakter yang berkembang, dan keseimbangan antara teknologi dan jiwa manusia menjadi fokus utama dalam kisah ini. Visual yang digambarkan begitu indah dan atmosfer misteriusnya menjadikan bab ini salah satu yang paling emosional dalam seluruh seri.
Baca Live Dungeon Chapter 77 Bahasa Indonesia hanya di Komikcast.life — situs baca manga dan manhwa terbaik dengan update cepat, terjemahan akurat, serta tampilan ringan yang cocok di semua perangkat. Jangan lewatkan kelanjutan petualangan Amira dan kawan-kawan di dunia baru yang penuh rahasia dan keajaiban ini!



























Comment