Switch Mode

Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia

All chapters are in Live Dungeon

Read the latest manga Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia at Komikcast . Manga Live Dungeon is always updated at Komikcast . Dont forget to read the other manga updates. A list of manga collections Komikcast is in the Manga List menu.

Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia membawa kita lebih dalam ke konflik besar yang terjadi di arc Gerbang Alpha. Setelah mencapai kaki Gunung Zenith, Amira dan pasukan Harmony Order kini berada di ambang pertarungan terbesar mereka. Dunia berada di titik kritis: keseimbangan antara sistem lama dan kehendak bebas manusia mulai retak. Cahaya dari langit menembus awan gelap, membentuk simbol raksasa di udara yang menandakan aktifnya mekanisme Reset Dunia — proses yang bisa menghapus seluruh eksistensi dan mengulang dunia dari awal.

Bab ini dibuka dengan narasi epik yang menggambarkan keadaan dunia yang mulai hancur. Sungai-sungai berubah menjadi cahaya, gunung bergetar, dan bintang-bintang jatuh seperti serpihan logam dari langit. “Waktu kita hampir habis,” kata Eileen sambil menatap data sihir di kristalnya yang terus berubah tak terkendali. Silica menatap Amira dan berkata, “Kalau Gerbang Alpha benar-benar terbuka, tidak ada yang bisa menyelamatkan dunia ini.” Amira menjawab pelan namun tegas, “Kita belum kalah. Selama kehendak manusia masih hidup, dunia ini akan tetap berdiri.”

Di tengah perjalanan mereka mendaki Gunung Zenith, mereka menemukan sebuah lorong kuno yang dipenuhi ukiran simbol sistem lama. Setiap dinding memancarkan cahaya biru muda. Di ujung lorong, terdapat ruang raksasa yang disebut Hall of Origin. Di sana, mereka melihat pilar-pilar cahaya dan bola energi besar yang terus berputar. “Ini… inti sistem dunia,” kata Eileen kagum. Tapi sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, muncul sosok misterius dari dalam bola cahaya — seorang pria dengan jubah putih dan mata biru pucat. “Selamat datang di akhir sejarah,” katanya. “Aku adalah Alpha, kesadaran pertama sistem ini.”

Amira langsung menyiapkan pedangnya. “Jadi kau yang membuka Gerbang Alpha?” tanya Amira. Sosok itu tersenyum tipis. “Bukan aku yang membuka, tapi dunia yang memanggilku. Kalian terlalu lama menolak keseimbangan. Kalian ingin kebebasan tanpa batas, padahal dunia dibangun di atas aturan.” Dialog ini menjadi inti filosofi bab ini — perdebatan antara kehendak bebas dan keteraturan sistem. Eileen mencoba berdiskusi dengan Alpha, namun ia menjawab dingin, “Kehendak manusia tidak relevan. Data yang rusak harus dihapus.”

Pertempuran pun pecah. Ruang Hall of Origin berubah menjadi medan perang bercahaya. Serangan sihir dan energi saling bertabrakan, menciptakan pusaran besar di udara. Eileen menggunakan sihir waktu untuk memperlambat proyektil, sementara Silica melompat ke udara dan menghantamkan pedang roh ke pelindung Alpha. “Kau tidak akan menentukan takdir dunia ini sendirian!” teriaknya. Namun Alpha hanya menatap datar, lalu menggerakkan tangannya. Dalam sekejap, seluruh ruangan berganti warna — seolah mereka berpindah ke dimensi lain.

Amira kini berada di ruang hampa berwarna putih. Di hadapannya muncul bayangan Tsutomu. “Kau tidak seharusnya di sini,” kata suara itu. “Dunia tidak bisa diselamatkan dengan perang.” Amira menjawab dengan air mata di matanya, “Tapi dunia ini tidak bisa dibiarkan hancur begitu saja!” Tsutomu menatapnya dengan lembut. “Kalau begitu… buktikan bahwa manusia bisa menjaga dunia ini tanpa sistem.” Cahaya di sekitar mereka berubah menjadi merah, menandakan Amira harus membuat keputusan besar. Ia mengangkat pedangnya dan berteriak, “Aku tidak akan membiarkan dunia ini direset!”

Kembali ke dunia nyata, energi besar memancar dari tubuh Amira. Pedangnya kini bersinar putih keemasan. Eileen tersentak, “Itu… energi dari kehendak Tsutomu!” Dengan kekuatan baru itu, Amira menebas pelindung Alpha dan menghancurkan inti sistem yang berputar di tengah ruangan. Alpha menatapnya dengan senyum tenang. “Mungkin… inilah yang dimaksud dengan evolusi.” Tubuhnya berubah menjadi cahaya dan menghilang perlahan, meninggalkan inti kecil berwarna ungu yang kemudian disimpan Eileen.

Setelah pertempuran usai, dunia perlahan menjadi stabil kembali. Langit berubah menjadi biru, dan aurora di horizon memudar. Namun, bab ini berakhir dengan pesan misterius dari batu ungu: “Gerbang Beta telah aktif.” Amira menatap Eileen dan berkata, “Sepertinya perjalanan kita belum selesai.” Eileen menjawab lirih, “Setiap akhir hanyalah awal dari bab berikutnya.”

Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia memberikan aksi luar biasa, filosofi mendalam, dan emosi yang kuat. Konflik antara sistem dan manusia mencapai puncaknya dalam pertarungan epik yang memadukan sihir, teknologi, dan tekad. Visual yang digambarkan begitu megah dengan tema tentang pengorbanan dan harapan yang membuat bab ini menjadi salah satu chapter paling berkesan di seri Live Dungeon.

Baca Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia hanya di Komikcast.life — situs baca manga dan manhwa terbaik dengan update cepat, tampilan ringan, serta terjemahan yang berkualitas tinggi. Jangan lewatkan kelanjutan kisah Amira dan Eileen dalam menghadapi rahasia baru dari Gerbang Beta!




























tags: read manga Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia, comic Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia, read Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia online, Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia chapter, Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia chapter, Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia high quality, Live Dungeon Chapter 62 Bahasa Indonesia manga scan, ,

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chapter 62
Jaringan Situs Kami:
Anichin Gomunime Samehadaku