Switch Mode

Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia

All chapters are in Live Dungeon

Read the latest manga Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia at Komikcast . Manga Live Dungeon is always updated at Komikcast . Dont forget to read the other manga updates. A list of manga collections Komikcast is in the Manga List menu.

Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia menandai dimulainya arc baru berjudul Perjalanan Menuju Gerbang Alpha. Setelah pertempuran besar di Echo Valley dan bangkitnya kembali energi sistem lama, Amira bersama Eileen, Silica, dan pasukan Harmony Order kini menghadapi tantangan baru yang akan menentukan nasib dunia tanpa sistem. Bab ini dipenuhi dengan eksplorasi dunia baru, ketegangan antara teknologi kuno dan kehendak manusia, serta momen emosional yang memperlihatkan betapa beratnya tanggung jawab yang mereka pikul setelah kepergian Tsutomu.

Bab dibuka dengan narasi tenang namun penuh beban. Amira berdiri di hadapan reruntuhan markas lama yang kini dijadikan pusat penelitian. Di depannya, kristal biru — peninggalan Tsutomu — mulai berubah warna menjadi putih transparan. “Energinya mulai menghilang,” ucap Silica. “Itu berarti… koneksi antara dunia dan Tsutomu semakin lemah.” Eileen menatap peta hologram di tangannya, menunjukkan titik-titik berwarna merah di seluruh benua. “Semua titik ini adalah tempat di mana energi sistem lama masih aktif. Salah satunya… adalah Gerbang Alpha.”

Menurut legenda kuno, Gerbang Alpha adalah pintu asal dunia digital tempat sistem pertama kali diciptakan — tempat di mana dunia dan kesadaran manusia pernah bersatu sebelum pecah menjadi realitas terpisah. “Jika Kardes benar-benar menuju ke sana,” kata Amira, “maka dia berusaha membuka kembali sistem dari awal.” Eileen menimpali dengan nada serius, “Dan jika itu terjadi, semua kehendak manusia akan kembali dikendalikan.” Dengan misi yang jelas, tim Harmony Order pun memulai perjalanan ke utara, menembus padang beku yang dijuluki Frozen Path.

Perjalanan mereka tidak mudah. Badai salju terus menggempur, dan energi sihir di udara membuat sihir pelindung cepat habis. Silica mengeluh sambil menggosok tangannya, “Aku tidak tahu mana yang lebih dingin, cuaca ini atau tatapan Eileen setiap kali aku bicara.” Amira tersenyum kecil — momen ringan di tengah bahaya. Namun kebersamaan itu tak berlangsung lama ketika mereka menemukan jejak besar di salju yang berbentuk seperti tangan manusia, tapi ukurannya raksasa. “Itu… bukan makhluk biasa,” kata Amira dengan waspada.

Dari balik kabut, muncul sosok berukuran kolosal dengan tubuh setengah organik dan setengah mesin — entitas penjaga Gerbang Alpha bernama Oblivion Sentinel. Matanya bersinar merah, dan dari punggungnya muncul sayap logam berdenyut cahaya biru. “Akses terlarang. Entitas tanpa izin tidak diakui,” suaranya bergema seperti mesin rusak. Eileen mencoba berbicara, “Kami bukan musuh. Kami hanya ingin menutup jalur sistem lama.” Namun makhluk itu menjawab, “Semua penutup adalah ancaman bagi inti utama.”

Pertempuran besar pun terjadi. Amira dan Silica bekerja sama menggunakan kombinasi pedang roh dan sihir pelindung. Eileen, dengan kecerdasannya, mencoba menembus sistem sihir yang mengendalikan makhluk itu. “Struktur kodenya… sama seperti sistem lama! Aku bisa memutuskan sambungannya!” katanya. Namun Sentinel terlalu kuat. Ia menembakkan sinar energi yang memecah gunung es di sekitar mereka. Amira berteriak, “Kita tidak bisa terus begini! Eileen, gunakan batu Tsutomu!”

Eileen ragu sejenak. “Kalau aku melakukannya, energi dunia bisa tidak stabil!” Amira membalas, “Kalau kita tidak bertindak sekarang, dunia ini akan berakhir lebih cepat!” Dengan tekad bulat, Eileen menancapkan batu Tsutomu ke tanah dan mengucapkan mantra kuno. Cahaya putih menyelimuti medan perang, dan suara samar Tsutomu terdengar di udara, “Kalian akhirnya sampai… teruskan jalan kalian… dan jaga dunia ini.” Energi dari batu itu menembus tubuh Sentinel, mematikan sistemnya perlahan. Makhluk raksasa itu akhirnya berhenti bergerak dan runtuh perlahan, meninggalkan hanya kristal berbentuk mata di tengah reruntuhan salju.

“Itu… kunci Gerbang Alpha,” ujar Eileen pelan. “Tapi kenapa… kenapa rasanya seperti memanggil sesuatu?” Tiba-tiba, langit berubah gelap, dan aurora merah muncul dari horizon utara. Suara Kardes terdengar samar di kejauhan, “Kalian datang terlalu lambat. Gerbang sudah mulai terbuka.” Cahaya biru dan merah menyatu di langit, menandai dimulainya fase baru dalam perjalanan mereka.

Bab ini ditutup dengan narasi tenang dari Amira, “Kau benar, Tsutomu. Dunia ini memang tidak butuh sistem… tapi masih belum siap tanpa arahan. Jika aku harus menjadi jembatan antara keduanya, maka aku akan melakukannya.” Kamera terakhir menyorot aurora di langit yang kini membentuk simbol berbentuk mata, sama seperti di kristal — tanda bahwa dunia sedang menuju ke tahap evolusi baru.

Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia mempertemukan aksi spektakuler, filosofi mendalam, dan misteri baru tentang asal mula dunia. Visual yang epik serta dialog emosional menjadikan bab ini salah satu yang paling intens dalam seri. Pembaca akan disuguhkan kombinasi antara sihir, teknologi, dan spiritualitas yang semakin menegaskan kekuatan tema “keseimbangan dan kehendak.”

Baca Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia eksklusif hanya di Komikcast.life — situs baca manga dan manhwa terbaik, update tercepat, tampilan ringan, dan terjemahan berkualitas. Jangan lewatkan kisah epik selanjutnya di mana rahasia Gerbang Alpha mulai terungkap!




























tags: read manga Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia, comic Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia, read Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia online, Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia chapter, Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia chapter, Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia high quality, Live Dungeon Chapter 60 Bahasa Indonesia manga scan, ,

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chapter 60
Jaringan Situs Kami:
Anichin Gomunime Samehadaku